SULATRAMEDIA.ID.,KENDARI – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Sultra menggelar Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara yang dimulai tanggal 21 sampai 26 November 2021.
Pameran alat musik se-Indonesia kali ini, mengangkat tema “Jejak Simponi Bangsa”. Sesuai temanya, pagelaran acara yang dirayakan pertama kali di Jakarta itu, menampilkan berbagai alat musik yang ada di Nusantara.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Asrun Lio mengatakan, pameran ini merupakan agenda tahunan yang digelar di berbagai provinsi berbeda di tiap tahunnya, sebagai langkah pengenalan kekayaan kearifan lokal alat musik di Nusantara.
“Kebetulan berdasarkan rapat dengan para kepala Museum pada waktu itu, Sultra terpilih sebagai tuan rumah Pameran Alat Musik Tradisional se-Indonesia ini,” ujar Kadis.
Hal demikian, disampaikan orang nomor satu di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra itu, saat memberikan sambutan jelang pembukaan Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara di pelataran UPTD Museum Sultra, Senin (22/11/2021) malam.
Asrun menjelaskan, kegiatan tersebut adalah salah satu sarana untuk memperkenalkan dan menambah pengetahuan masyarakat tentang keberagaman alat musik tradisional bangsa Indonesia.
“Juga pengenalan dan pemahaman terhadap kearifan lokal serta untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap Museum,” ujarnya.
Asrun menambahkan bahwa dari hasil rapat koordinasi UPTD museum se-Indonesia tahun ini, ditetapkan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam akan menjadi tuan rumah pameran alat musik tradisional pada tahun 2022 mendatang.
“Tahun depan insya Allah, atas hasil rakor tadi siang telah ditetapkan Provinsi Aceh sebagai tuan rumah tahun 2022. Selamat kepada Aceh yang ditetapkan sebagai tuan rumah Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara tahun 2022,” kata Asrun.
Atas nama pimpinan Dinas Pendidikan Sulawesi Tenggara, Dosen Bahasa Inggris di Universitas Halu Oleo Kendari itu juga mengucapkan selamat datang para Kepala Museum.
“Hari ini kita mulai kegiatan dengan seminar musik tradisional dan hari berikutnya kita akan menikmati seni musik khas tradisional,” jelas Ketua IKA Unhas itu.
Selain itu, tambahnya, para Kepala Museum juga akan disuguhkan dengan pemandangan alam di beberapa tempat wisata di Kota Kendari. “Kami sudah agendakan untuk jalan-jalan wisata, agar para Kepala Museum bisa melihat panorama yang ada di Bumi Anoa”.
Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara dipusatkan di UPTD Museum Sultra, Kota Kendari. Selain alat musik, acara seni itu juga memamerkan beberapa karya hasil buah tangan anak SMK se-Kota Kendari, dan ragam lukisan.
Giat bertajuk simponi itu, dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Sultra, H. Lukman Abunawas dan dihadiri Ketua DPRD Sultra H. Abdurrahman Shaleh, Forkopimda Sultra, Kepala Dinas Kominfo Sultra, M. Ridwan Badallah, S.Pd., MM dan perwakilan OPD lainnya, Kepala Museum se-Indonesia yang sempat hadir, serta sejumlah tamu undangan.
Saat memberi sambutan, Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara berharap, budaya Nusantara khususnya di Sultra, tidak hanya sekedar dilestarikan, namun juga dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan modernisasi perkembangan dunia.
Hal demikian, kata magister hukum itu, sesuai dengan peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 3 tahun 1997 tentang Pemberdayaan dan Pelestarian Serta Pengembangan Adat Istiadat, Kebiasaan-Kebiasaan Masyarkat dan Lembaga Adat di Daerah.
Aturan tersebut, sesuai dengan visi pemerintah Daerah Sultra yakni “Menuju Masyarkat yang Maju, Adil, Sejahtera, dan Bermartabat”.
Kata Martabat, sambung Wagub, merupakan suatu simbol yang harus dipelihara dan dijaga oleh masyarakat, guna peningkatan adat istiadat dan kebudayaan di Sultra.
“Terlebih, di Bumi Anoa sendiri kita memiliki 47 etnis suku yang mendiami setiap wilayah di Sultra, masing-masing etnis dan suku itu berupaya memelihara dan mengembangkan budayanya.
Seperti di kepulauan Buton contohnya, mereka mengembankan budayanya hingga meluas sedunia, salah satunya hasil peninggalan Kesultanan Buton yang betul-betul bersejarah.
Wagub juga menegaskan tentang perlunya setiap daerah untuk memiliki lembaga adat, sehingga mampu mengembangkan dan melestarikan budaya yang ada, menjadi aset daerah hingga nasional.
“Menciptakan tradisi yang benar di zaman kini, dapat dimanfaatkan oleh bangsa dan masyarakat dikemudian hari,” tukas politisi PDIP itu. Adv.
H5P