SULTRAMEDIA.ID,.MEDAN. Seminar Kegiatan Hari Pers Nasional 2023 (HPN) anggota Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro, mengingatkan media untuk tidak melupakan misi utamanya. Dia menekankan pentingnya media kembali pada idealisme semula.
“Jika kebutuhan dari sisi ekonomi sudah memadai, media perlu kembali pada visi dan misi yang diembannya. Media itu merupakan pilar keempat demokrasi,” ucapnya dalam rangkaian Konvensi Media Massa pada peringatan Hari Pers Nasional 2023 di Medan, Rabu (8/2/2023).
Sapto menyampaikan, ini sejalan dengan kebijakan yang dilakukan oleh radarcirebon.tv. Di Kota Cirebon yang penduduknya hanya sekitar 300 ribu itu, ternyata banyak siswa yang tidak bisa mengakses internet pada saat pandemi Covid-19. Padahal saat pandemi, proses belajar-mengajar dilakukan secara daring.
“Kami saat itu membantu proses belajar-mengajar siswa di Cirebon. Para guru yang mengajar memanfaatkan radarcirebon.tv sebagai sarana atau media untuk mengajar. Dan siswanya mengikuti proses belajar itu dengan menyimak atau melihat radarcirebon.tv,” ungkap Yudha Sanjayaa, selaku pemimpin redaksi Radarcirebon.
Pada bagian lain keterangannya, ia menyampaikan agar media di era digital ini tidak menyerahkan seluruh aplikasi atau kontennya kepada pihak lain. Semua fasilitas dan aplikasi digital harus dikuasai oleh media.
Jika sebuah media sudah menyerahkan aplikasi dan kontennya kepada pihak lain, itu sama saja menyerahkan separuh hidupnya untuk dikelola ke pihak lain.
Dia menyarankan sebaiknya media digital bisa membangun ekosistem sendiri. Dengan membangun komunitas atau ekosistem, hal itu memungkinkan sebuah media untuk bisa mendapatkan pemasukan.
Hingga saat ini, jumlah media massa nasional tak kurang dari 47 ribu. Ini merupakan jumlah media paling banyak di suatu negara. Dari angka itu, sekitar 43 ribu merupakan media daring.
“Yang mengejutkan, ternyata jumlah terbanyak media itu bukan di Pulau Jawa. Justru yang paling banyak ada di Riau. Jumlah media di Riau sekitar 12% dari total media secara nasional,” pungkasnya.
Urutan berikutnya adalah di Kepulauan Riau (11%). Baru setelah itu diikuti oleh Jakarta yang jumlahnya juga sekitar 11%. Kemudian di Jawa Timur sekitar 7%.