Musikalisasi Puisi, KBST Tingkatkan Kemampuan Siswa

Siswa SMA praktek Musikalisasi puisi.

KENDARI, SULTRAMEDIA.ID,.–

Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (KBST) gelar kegiatan bengkel musikalisasi puisi (Muspus) siswa SMA/SMK/MA di Kota Kendari, 27 Februari -1 Maret 2023.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kandai KBST selama 3 hari dan diikuti oleh 50 orang dari 10 sekolah di Kota Kendari. Setiap sekolah diwakili oleh 4 orang siswa dan 1 guru pendamping.

Kepala KBST, Uniawati menyampaikan, kegiatan itu bertujuan meningkatkan pemahaman para siswa SMA/sederajat dalam apresiasi sastra, khususnya musikalisasi puisi.

“Alhamdulillah beberapa tahun terakhir, Sultra selalu meraih peringkat yang membanggakan,” ujar Uniawati dalam rilis persnya, Rabu (1/3/2023).

Pencapaian itu, kata Uniawati, menjadi bahan evaluasi bagi KBST untuk terus melibatkan sekolah-sekolah lainnya. Sehingga nantinya, tidak hanya satu sekolah yang selalu jadi pemenang atau hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang aktif ikut dalam festival muspus.

Harapannya, seluruh sekolah di Sultra dapat aktif terlibat dalam setiap kegiatan khususnya musikalisasi puisi setiap tahunnya.

“Pelatihan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari evaluasi yang kami lakukan, yakni mengundang sekolah-sekolah yang berdasarkan hasil evaluasi kami, memang kurang terlibat dalam kegiatan Muspus yang kami laksanakan,” bebernya.

Hari pertama bengkel Muspus, berjalan dengan materi yang disampaikan oleh Topan Mega Bayu terkair harmoni, ritmik, kemampuan memahami jalannya tanda kunci, dan mengomposeri jalannya musik, baik personil maupun alat.

Materi tersebut bertujuan agar setiap pemain dalam bermusik harus saling mendukung, tidak ada yang dominan dengan kemampuan sendiri, tetapi harus sesuai kebutuhan dalam tampilannya.

Ia menegaskan bahwa penampilan Muspus harus disesuaikan dengan makna puisi sehingga unsur alat, bunyi, dan tampilan pemain yang dihasilkan dapat mendukung makna puisi.

Hari kedua bengkel Muspus diisi oleh Andi Baetal Mukadas yang mengajarkan konsep dasar.

Menurutnya, musikalisasi adalah karya sastra yang dikolaborasikan dengan seni musik dan dalam kegiatan tersebut dibutuhkan proses kreatif. Proses kesenian adalah proses kreatif dan kemurnian, demikian halnya dengan musikalisasi puisi.

Jika dilombakan, musikalisasi puisi membutuhkan kemurnian karya tanpa kebohongan. Unsur irama dibutuhkan untuk menjiwai puisi-puisi yang dibawakan sehingga menimbulkan rasa sedih, tangis, tawa, dan lainnya.

Pada kesempatan itu, Ia juga menjelaskan bahwa bentuk musikalisasi puisi sebaiknya tidak mengubah makna dan tetap menghasilkan rasa dan pementasan merupakan bagian penting musikalisasi puisi sehingga tata teknik pentas dibutuhkan agar pertunjukan menjadi rapi dan indah. Sama halnya dengan perlengkapan dan peralatan penunjang, harus tersedia.

Pada hari ketiga, Iman Rivaldi yang mengajarkan tentang musikalisasi puisi dalam upaya musikalisasi satu karya puisi. Pada dasarnya, musikalisasi merupakan kegiatan membaca puisi berulang-ulang, sambil menyelami puisi perlahan-lahan untuk mendapatkan mood yang akan melahirkan tempo.

Menurutnya, jika puisi sedih, temponya tidak mungkin cepat. Misalnya, puisi “Meditasi Rawa Aopa” yang sudah tersurat akan ketenangan, dengan penceritaan suasana yang ada di Rawa Aopa.

Dengan demikian, dalam Muspus tersebut hanya butuh bermain-main dengan imajinasi. Sebuah imajinasi yang harus dikembangkan menjadi simpulan dari proses musikalisasi puisi adalah baca, kemudian mencari tempo, instrumen dengan mengedepankan puisi sebagai objek utama bagi musik.

Kegiatan bengkel Muspus selama 3 hari itu diakhiri dengan praktik oleh seluruh peserta dengan perkelompok tampil di atas panggung. Narasumber mengevaluasi dan memberikan masukan terkait penampilan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *