KENDARI, SULTRAMEDIA.ID,.—
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Pusat, Georgius Budi Yulianto resmi melantik 54 pengurus Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2023 – 2028, Rabu (15/03/2023) di salah satu hotel di Kota Kendari.
Giat tersebut juga dirangkaikan dengan pengukuhan 32 anggota baru IAI Sultra oleh Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, Ar. M. Arzal Tahir, ST., M.Sc., IAI yang baru saja dilantik.
Ditemui usai pelantikan, Ketua IAI Sultra, M. Arzal Tahir menyampaikan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan berfokus membangun kolaborasi secara internal dengan mendirikan organisasi pengembangan diri bagi anggota, satu satunya dengan pengembangan profesional melalui pelatihan kode etik.
Lalu, membangun sinergitas dan kemitraan dalam hal ini IAI Sultra senantiasa membantu pemerintah untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan dan tentunya menuju Sultra yang maju.
Sekiranya terdapat 200 lebih anggota, dan baru sekitar 15 anggota diantaranya sudah memiliki STRA dan bekerja sebagai Arsitek sesuai persyaratan.
Setelah itu mereka bisa ikut andil memberikan sumbangsihnya terkait dengan pekerjaan Arsitek di Sultra,” bebernya.
Namun, jumlah anggota tersebut akan terus bertambah mengingat calon Arsitek di Sultra disumbangkan dari tiga perguruan tinggi, yakni Universitas Halu Oleo (UHO), Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), dan Universitas Nahdlatul Ulama Sultra (Unusra).
Syaratnya harus selesai mengikuti pendidikan formal sarjana arsitektur dibuktikan dengan ijazah bidang Arsitek, kemudian telah lulus pelatihan kode etik Arsitek, itu menjadi syarat pokok,” bebernya.
Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra, Martin Efendi Patulak mengatakan, IAI adalah salah satu tenaga ahli yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah.
Mereka dibutuhkan dalam rangka menunjang perencanaan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun nonfisik.
Menurutnya, Arsitek sangat memberikan kontribusi positif untuk Sultra, hal itu dapat dilihat dari beberapa bangunan di Sultra yang merupakan rancangan dari para Arsitek di Sultra.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan ke depan akan ada lagi bangunan-bangunan yang menjadi produk dari para Arsitek tersebut.
“Kita lihat di sini ada banyak bangunan yang berskala internasional yang sudah dibangun, seperti Perpustakaan Modern, Rumah Sakit Jantung, hotel-hotel, dan sebagainya,” ujarnya.
Ia menyebut ke-54 pengurus ini merupakan para ahli Arsitek yang sudah profesional di masing-masing bidangnya, karena sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang Arsitek.
Sementara itu, Ketua IAI Nasional, Georgius Budi Yulianto berharap IAI Sultra dapat berkontribusi membangun Sultra jauh lebih maju ke depan dalam bidang arsitektur.
Ia mengingatkan agar dalam berpraktek sebagai seorang Arsitek, harus memiliki Surat Tanda Registrasi arsitek (STRA) dan memiliki lisensi.
Sehingga dapat menandatangani atau melegalkan semua proses rancangan arsitektur yang masuk pada perizinan.
“Sebagaimana Undang-undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, PP 16 Tahun 2021 dan Perpu yang baru,” ujarnya.
Ia menyebut hingga saat ini sekiranya ada hampir 5.000 lebih anggota Arsitek dari 25 ribu anggota seluruh Indonesia yang sudah memiliki STRA.
Jika dibandingkan dengan skala penduduk di Indonesia, menurut Georgius Budi Yulianto, jumlah tersebut masih kurang.
Untuk itu, Ia meminta kepada seluruh IAI provinsi terus membangun dan meningkatkan pengurus kota dan provinsi.