RAHA— Komisi II DPRD Kabupaten Muna gelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Perhubungan dan aliansi mahasiswa merdeka, Rabu (26/7/2023).
RDP digelar guna mencari solusi terkait aktivitas bongkar muat curah kering di pelabuhan Nusantara Raha yang dikeluhkan oleh masyarakat karena memberikan dampak polusi.
Aliansi mahasiswa merdeka mengusulkan agar aktivitas bongkar muat di dalam dan di luar pelabuhan dikemas sehingga tidak ada polusi yang ditimbulkan.
Selain itu, diusulkan ada dua gerbang pemisah antara gerbang penumpang dan aktifitas lain. Hal itu perlu dilakukan demi kenyamanan dan aktivitas masyarakat tak terganggu. Ini juga menghindarlan sarana olahraga dan tempat kuliner tak terkena dampak.
“Kami berharap agar material bisa dikemas dengan baik saat diangkut. Ini penting supaya material tidak jatuh berserahkan di jalan yang dilalui,” ucap perwakilan aliansi saat RDP.
Terkait itu, Ketua Komisi II DPRD Muna, LM Sahlan mengungkapkan, pihaknya akan melakukan kajian dan berkoordinasi dengan pihak syahbandar. Komisi II juga mengimbau Dinas Perhubungan membuat rambu lalulintas.
“Kami akan mengkaji apa di mungkinkan ada pemisahan gerbang penumpang dengan pengangkutan barang curah,” ungkapnya.
“Kami juga meminta Dinas Perhubungan agar membuat rambu-rambu lalulintas yang tidak boleh di lalui kendaraan muat curah,” tambahnya.
Sementara itu, Kadis Perhubungan Muna, La Ode Nifaki Toe menyebut, akan mengedukasi kepada pemilik kendaraan bongkar muat bahan kering agar mentaati SOP yang ada.
“Kami akan menghimbau kepada pihak perusahaan yang beraktifitas agar kendaraan yang di gunakan mengangkat bahan baku paling tidak harus dalam keadaan tertutup untuk meminimalisir polusi,” katanya.