Rombongan HMI Terlibat Kericuhan di Pelabuhan Murhum Baubau

Ketgam. Rombongan HMI saat di Pelabuhan Murhum Kota Baubau.

Baubau— Rombongan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terlibat keributan di Pelabuhan Murhum Kota Baubau sekitar pukul 09.00 Wita, Kamis (23/11/2023).

Keributan dipicu para kader HMI itu tidak mengantongi tiket Kapal Pelni saat hendak berangkat ke Kota Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar) untuk menghadiri Kongres HMI ke- 32 dan Musyawarah Nasional (Munas) Kohati ke- 25 yang akan berlangsung 24-28 November 2023 mendatang.

Saling dorong antara mahasiswa dan Petugas tak terelakan lantaran mereka memaksa masuk ke Pelabuhan. Situasi semakin tak terkendali karena beberapa kader HMI diduga mendapat pukulan oleh sejumlah oknum yang membuat mahasiswa lainnya semakin tersulut emosi.

Aksi kemudian terhenti setelah Dinas Perhubungan, Pihak Kepolisian, KSOP dan Pelni mengadakan rapat untuk mencari solusi bagi para peserta kongres.

Koordinator Rombongan HMI Cabang Kendari, Mohamad Rum Syahrudin kepada awak media menerangkan sejumlah rekannya mendapat pukulan. Namun tidak diketahui pelakunya apakah berasal dari oknum petugas, buruh atau provokator yang sengaja mengotori aksi mereka.

“Kami kurang tau pasti pelakunya, yang pasti ada beberapa orang dari rombongan kongres ke Pontianak yang terkena tangan, dan situasi ini memang tidak terkendali karena tendensi teman-teman sempat terpancing, kemungkinan ada provokator dan sebagainya,” ucapnya.

Diketahui, 161 kader HMI tersebut menuntut agar bisa diberangkatkan ke Pontianak lewat KM Lambelu yang sudah berada di Pelabuhan Murhum.

Sementara itu, Plh Kepala KSOP Baubau, Rasyid mengatakan kericuhan para Mahasiswa dipicu karena ketiadaan tiket. Larangan tersebut sesuai arahan Pelni agar siapapun yang masuk ke ruang tunggu dan naik diatas kapal wajib mengantongi tiket.

Namun untuk menghindari keributan berkepanjangan, terpaksa Pemerintah Kota Baubau bersama Kepolisian, KSOP dan Pelni turun langsung membantu tiket kapal seluruh kader yang akan berangkat.

“Akhirnya kami berembuk dan saweran untuk menanggung tiket sebesar Rp 300.000 dikali 161 orang mahasiswa jadi yang terkumpul sekitar Rp 48jutaan,” ujaenya.

Dirinya berharap, kejadian ini menjadi pembelajaran untuk Pemda baik Pemprov maupun Pemkab. Sehingga dapat memfasilitasi jika ada kegiatan yang sama.

“Ini yang susah ketika Baubau harus menanggung dari daerah lain kan mereka juga punya Pemda.Karena untuk rombongan HMI Cabang Baubau mereka semua telah mengantongi Tiket jauh sebelum keberangkatan, mereka telah melakukan koordinasi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *