Tingkatkan Mutu Pelayanan, UPTD Puskesmas Mabodo Gelar Kaji Banding di Puskesmas Batalaiworu

UPTD Puskesmas Mabodo gelar Kaji Banding di Puskesmas Batalaiworu, Sabtu (27/4).

Muna, Sultramedia – UPTD Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga gelar Kaji Banding di UPTD Puskesmas Batalaiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna, Sabtu (27/4/24).

Kepala UPTD Puskesmas Mabodo, Wa Ode Hariyati menyampaikan, kaji banding dilakukan dalam rangka pingkatan mutu pelayanan. Selain itu juga mempersiapkan Puskesmas yang dipimpinnya menghadapi akreditasi pada bulan Mei akan datang. Apalagi Puskesmas Mabodo sejak tahun 2017 masih terakreditasi dengan status madya. Kemudian pencapaian Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) diangka 80-85.

Pemilihan UPTD Puskesmas Batalaiworu dianggap sudah sesuai mengingat terakreditasi dengan status paripurna dan KBK dengan nilai pencapaian 100.

“Meningkatkan mutu pelayanan melalui komitmen dan upaya peningkatan mutu yang salah satunya melalui kaji banding,” ujarnya.

“Kami juga mengucapakan terimakasih kepada UPTD Puskesmas Batalaiworu yang telah menerima kaji banding yang kami lakukan,” tambahnya.

Dia berharap, wawancara, observasi dan saat melihat-lihat ruangan pelayanan di Puskesmas Batalaiworu dapat terjadi sharing informasi terkait kiat, strategi dan cara melakukan penerapan pemenuhan elemen penilaian yang dibutuhkan.

“Dalam melakukan kaji banding, sudah mempersiapkan beberapa instrumen. Kami berharap dalam pelaksanaan, sesuai dengan yang di butuhkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Batalaiworu, Asmaidah menerangkan, menyambut baik dan hangat atas kaji banding yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Mabodo.

Dia menyebut dalam penilaian akreditasi yang sudah diikuti, salah satu instrumen penilaian yakni kewajiban dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar SOP.

Dengan status akreditasi paripurna, dia menekankan pentingnya komitmen dan kerjasama tim serta perencanaan yang matang. Selain itu tidak kalah penting dengan memperbaiki pencatatan pada sistem penginputan. Dia mencotohkan, dengan kurangnya sumber daya pencatatan sehingga menambah petugas honor pencatatan yang haknya dibayarkan setiap bulannya.

“Tentu saja hal tersebut tidak gampang untuk di raih tetapi tidak sulit untuk diwujudkan,” kata Asmaidah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *