Hari Jadi Desa Liangkobori Ke- 26, Festival Kaghati Kolope Resmi Dibuka

Pementasan Tari Linda Membuka Festival Kaghati Kolope.

RAHA— Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui staf ahli ekonomi dan pembangunan Laode Syaifudin membuka kegiatan Festival Kaghati Kolope yang dirangkaikan dengan hari jadi Desa Liangkobori ke- 26, di lingkungan wisata gua Liangkobori, Selasa (11/7/2023)

Festival itu mengusung tema “Lestarikan budaya leluhur daseise lalo damowanu liwu”.

Kegiatan ini turut di hadiri perwakilan Bupati Muna melalui Staf Ahli, Kadis Pariwisata, Forkopimda, Kadis Koperasi, Dandim 1416/Muna, kepala BNN dan perwakilan Polres Muna serta Kades Liangkobori. Kegiatan di buka dengan tari Linda dan penampilan gambus Muna yang dipentaskan di depan gua Liangkobori.

Festival ini di adakan guna mengangkat kembali wisata Liangkobori dan kaghati kolope yang pernah mengangkat harkat martabat daerah Muna di mata dunia melalui wisata dan sejarahnya .

Gua yang berlokasi di Kecamatan Lohia ini pertama kali diteliti pada tahun 1977 oleh beberapa sejarawan dari Jepang. Pada dindingnya memang terpampang indah gambar-gambar yang diklaim sudah ada sejak zaman prasejarah atau lebih dari 10.000 tahun lamanya.

Kadis Pariwisata Muna, Syahrir menyampaikan, masyarakat agar bersama-sama menjaga destinasi wisata Liangkobori dan kaghati kolope sebagai sejarah budaya dunia.

Pihaknya juga akan bekerjasama dengan Pengurus pariwisata Kabupaten Muna Barat dan Buton tengah guna mengusulkan gua Liangkobori sebagai salah satu geopark Indonesia.

“Di area gua Liangkobori ini masih banyak burung ranggong yang masih bisa kita lihat hanya di sekitaran gua ini pada sore hari,” ucapnya saat memberikan sambutan.

Sementara itu, Kades Liangkobori, Farlin mengungkapkan, agar pemerintah daerah tidak tutup mata dengan destinasi wisata sebagai identitas masyarakat Muna.

Ia berharap, melalui kegiatan tersebut pemerintah dapat memperbaiki jalan dan menghadirkan akses internet di Desa Wisata Liangkobori.

Selain itu, pemerintah juga diharapkan mampu mendorong dan membuka ruang untuk UMKM penenun desa masyarakat Liangkobori.

“HP kita tidak berguna di desa ini sama sekali, tidak bisa mengakses jaringan apapun. Kita berharap pemerintah melalui Kominfo memfasilitasi akses internet,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *