Diduga Terlambat Mendapatkan Pertolongan Hingga Meninggal Dunia, Keluarga Sesalkan Sikap Abai Puskesmas Bero Mubar

Kantor Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bero.

Laworo— Diduga terlambat mendapatkan pertolongan, Muliana (45) seorang ibu rumah tangga asal Pulo Simoang Desa Bero, Kecamatan Tiworo Utara, Kabupaten Muna Barat (Mubar) dinyatakan meninggal dunia, Senin (20/11/2023).

Keluarga korban, Ansar Pratama menyebut, saat di Pulau Tasipi bibinya (korban) mengalami pingsan secara tiba-tiba usai mandi sekitar jam 09.00 Wita.

Melihat kondisi itu, kemanakannya diutus untuk meminta pertolongan di Puskesmas Bero yang jaraknya tidak terlalu jauh hanya sekitar 10 menit. Tak kunjung datang dan lama ditunggu hingga 2 jam lebih sehingga dirinya menyusul.

Saat mendapati kemanakannya, didapatkan info jika Kepala Puskesmas (Kapus) Bero lebih memilih berangkat ke Posyandu.

Ansar kemudian memilih menghadap dan bertemu langsung ibu Kapus Bero. Saat bertemu, dirinya meminta Kebijakan karena tantenya (korban) dalam kondisi urgent. Dia meminta salah satu perawat senior atau yang berpengalaman untuk datang melihat bibinya (korban) yang pingsan dan berjanji akan mengantar balik.

Ironinya, dirinya mendapatkan jawaban yang sangat melukai hati dan mengabaikan nilai-nila kemanusiaan. Selain itu, jawaban Kapus Bero terkesan abai dan tak memberikan solusi.

“Saya sendiri menghadap Bu Kapus. Saya bilang, ibu Kapus saya meminta Kebijakan. Saya punya Tante kasihan urgent. Tolonglah dibantu, supaya dilihatkan salah satu bidan atau dokter supaya melihat secara langsung. Kami mau bawa sekarang. Katanya pergi saja ketemu dokter dia mau atau tidak. Tanpa ada solusi, bagaimana supaya ada tindakan mereka,” ujarnya dengan penuh sesal.

Ansar menyayangkan, sikap penolakan pasien urgent dari pihak Puskesmas Bero dan lebih memilih menghadiri kegiatan Posyandu. Padahal, mereka berharap kehadiran Puskesmas dan tenaga medis di Kepulauan dapat memberikan pelayanan cepat terutama kepada pasien urgent yang betul-betul membutuhkan pertolongan.

“Ini pasien sudah sekarat. Seharusnya pihak medis atau kesehatan memberikan pertolongan semaksimal mungkin,” harapnya.

Menanggapi itu, Kapus Bero, Hudaira menerangkan, memang ada masyarakat yang datang memanggil disaat bersamaan dengan mereka yang akan memberikan pelayanan di Desa Mandike. Saat itu, dirinya menyampaikan ada dokter yang standby di Puskesmas sehingga dirinya mengarahkan untuk bertanya langsung pada dokter.

Kemudian, saat akan berangkat Posyandu, datang lagi keluarga korban dari Pulau Tasipi yang meminta pertolongan. Dirinya memberitahu kalau ada dua dokter yang berada di Puskesmas. Dirinya menyebut akan melakukan pelayanan dan mengarahkan ke dokter yang standby.

Ia juga menambahkan, saat itu dokter sudah siap akan berangkat tiba-tiba didatangi oleh keluarga korban dan disampaikan untuk tidak usah berangkat.

“Dokter saya bilang sudah siap, dokter yang mau pergi. Tiba-tiba datang keluarganya, tidak usah mi ada yang datang. Begitu bahasanya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *